Sejarah Singkat Kartu Tarot
Tidak ada kejelasan yang pasti kapan Kartu tarot pertama kali dibuat. Namun demikian, sejarah mencatat beberapa peristiwa yang menandai kemunculan kartu Tarot untuk pertama kalinya. Ada berbagai terkaan mengenai asal usul Kartu Tarot. Ada yang menyebutkan bahwa tradisi Arkana Mayor merupakan tradisi asli masyarakat Keltik dalam memandang ritus/perputaran kehidupan. Ada juga yang menyatakan bahwa Tarot dibawa ke Eropa dari Timur Tengah melalui perantaraan kaum Gipsi.
Sebagian dari sejarawan berasumsi bahwa istilah Tarot adalah kebalikan dari Torat (Torah, Taurat), kitab suci lama kaum Yahudi. Mereka menyatakan bahwa jika Torah/Taurat adalah kitab sabda Tuhan yang bersifat tetap dan tertulis, maka ada satu lagi sabda Tuhan yang tersembunyi dan terus mengalir di takdir manusia serta alam semesta. Keyakinan ini sangat kuat dalam tradisi Kabbalah, salah satu elemen kebatinan Yahudi, yang kira-kira mirip dengan Sufisme ataupun Gnostisme (mistisisme Kristen). Sabda alami itu konon hanya bisa dikuak oleh mereka yang berjiwa bersih dan memiliki kebijaksanaan dan kejelian. Nah, Kartu Tarot ini dianggap sebagai alat bantu yang sangat akurat untuk bisa menguak rahasia-rahasia ilahiah tersebut.
Berbeda dengan kitab suci agama yang bersifat tetap (tak boleh berubah) dan terdiri dari hukum-hukum agama dan kemasyarakatan, maka Tarot mensarikan hukum dasar takdir ilahi: Bahwa memang ada takdir/nasib yang tidak bisa dirubah, dan kita tidak bisa tidak hanya bisa menerimanya secara ikhlas. Ia hanya akan bisa diketahui saat segalanya telah terjadi. Kita hanya bisa menerka, menganalisis kemungkinan, serta berusaha mengarah pada nasib/takdir yang baik. Namun di sisi lain manusia juga memiliki hak untuk merubah nasibnya dengan terus berusaha dan berdoa. Manusia juga memiliki hak dan kesempatan untuk meraba takdirnya sendiri secara bebas. Di titik inilah Tarot dirancang kegunakan sejak zaman dahulu kala.
Ada pula yang memandang bahwa istilah Tarot berasal dari kata Arab Turuq, derivat dari kata Tariq yang berarti jalan. Bentukan lain dari kata dasar Tariq ini misalkan menjadi Tariqah (Tarekat). Ada juga yang berasumsi bahwa kata Tarot berasal dari kata Arab Tara’ yang berarti menolak. Konon divinasi Tarot digunakan sebagai sebuah cara manusia untuk bisa menolak/mengatasi kemalangan yang mungkin terjadi dalam kehidupannya di masa depan.
Teori ini muncul karena dalam catatan sejarah, Kesultanan Dinasti Mameluk yang berkuasa di Mesir pada sekitar abad 14 lah yang memperkenalkan bangsa Eropa dengan sejenis kartu yang sangat mirip dengan set Arkana Minor milik Kartu Tarot modern. Set kartu itu memiliki sederet kartu-kartu tongkat, koin, pedang, dan cawan. Kartu itu dulunya hanya dipakai untuk bermain di kala senggang saja di Mesir. Di Eropa sendiri istilah Tarot merupakan peroses Prancisifikasi dari istilah Tarocchi, bentuk permainan trik kartu yang umum dimainkan di Italia di abad 14. Hingga saat ini wilayah-wilayah Eropa Mediterania seperti Italia, Spanyol, dan Portugis orang-orang masih menggunakan set kartu yang serupa untuk bermain kartu. Sementara itu selepas kejatuhan dinasti Mameluk, maka Kartu sejenis Tarot itu menghilang dari budaya Mesir/Timur Tengah.
Berdasarkan catatan sejarah, Kartu Tarot pertama dibuat pada sekitar tahun 1430 dan 1450 di Italia Utara. Mereka menambahkan dek kartu permainan kartu kaum Mameluk dengan sederetan carte da trionfi (trump) berjumlah 22 buah yang memuat gambar-gambar alegoris. Gabungan dua jenis kartu ini menjadikannya sebuah set lengkap Kartu Tarot yang kita kenal sekarang. Sayangnya tinggalan lengkap dari Kartu Tarot awal ini sangatlah terbatas (fragmentatif).
Desain kartu Tarot tertua yang bisa kita ketahui sekarang adalah Kartu Visconti-Sforza, yang dipesan khusus oleh sebuah keluarga bangsawan Visconti di Itali pada tahun 1451. Kartu itu awalnya dibuat sebanyak 15 set, namun kini banyak dek-nya yang sudah hilang, rusak, atau tinggal sebagian saja. Saat ini Kartu Tarot Visconti-Sforza yang tertengkap tinggal memiliki 74 lembar kartu dari awalnya 78 lembar kartu.
King of Spades, Tarot Visconti-Sforza
Pada abad 15 hingga 17 Kartu Tarot dipakai baik untuk meramal atau sekedar untuk bermain kartu. Walau demikian, Kartu Tarot sebenarnya saat itu lebih sering dipakai sebagai media bermain kartu di kala santai. Ada sebuah teknik bermain tarot yang dikenal sebagai Tarrochi, yang bisa kita setarakan dengan permainan truf.
Kartu Tarot juga pernah menderita beberapa kali pemberangusan walaupun tidaklah terlalu sering. Di tahun 1367 kartu Tarot dicekal keberadaannya di daerah Bern, Swiss karena dianggap merupakan permainan yang diciptakan setan untuk menggoda dan menjerumuskan manusia. Pada abad 14 ada beberapa kegiatan pengusiran setan yang mengarah pada pelarangan Kartu Tarot. Namun karena Kartu Tarot saat itu semuanya diblukis secara tangan dan dipersebahkan secara eksklusif bagi kalangan bangsawan saja, maka Kartu Tarot secara umum bisa terlepas dari pemberangusan religius.
La Papesse (The High Priestess), Tarot de Marseilles
Kartu Tarot baru dibuat massal setelah sistem mesin cetak semakin dikenal. Desain yang paling dikenal rakyat adalah Kartu Tarot de Marseilles yang dibuat pada sekitar tahun 1889. Setelah munculnya Tarot de Marseilles maka segera muncul berbagai varian desain kartu baru. Salah satu desain yang sangat terkenal karena kesederhanaan dan keindahannya adalah kartu Rider Waite yang dirancang pada tahun 1909.
The Fool, Rider Waite Tarot Deck
Pada abad 18 dan 19 Kartu Tarot mulai dimanfaatkan juga untuk kepentingan-kepentingan okultisme. Fakta sejarah inilah yang hingga kini selalu memberikan kesan bahwa Tarot adalah hal yang bersifat mistik. Salah satu orang yang memperkenalkan Tarot sebagai bagian dari okultisme adalah seorang Swiss bernama Antoine Court de Gébelin pada tahun 1781. Pada awal abad 20 salah seorang ahli Tarot mistik yang memiliki sifat aneh asal Skotlandia bernama Aleister Crowley, bersama seorang pelukis perempuan yang sangat berbakat telah menciptakan sebuah dek Kartu Tarot yang sangat indah bernama dek Tarot Thoth yang dicetak post mortem pada tahun 1969.
Di sisi lain Carl Gustav Jung, psikolog terkenal Jerman abad 19 memperkenalkan teori arketip sosialnya dengan menghubungkan simbolisme Kartu Tarot dengan kondisi nir-sadar manusia serta sosial. Tiap gambar dalam kartu Tarot merepresentasikan arketip yang berbeda-beda dari tiap individu. Ide-ide perseptual manusia dapat digali dengan cara memilih salah satu kartu Tarot yang ada dan selanjutnya memberikan tafsir atasnya. Di sisi lain seseorang juga bisa mencoba memperbaiki citra fikiran dan dirinya dengan mengasosiasikan diri dengan kartu tertentu (dengan tafsir yang baru).
Saat ini Kartu Tarot telah tersebar luas di seluruh dunia. Kini anda bisa menemukan berbagai jenis desain Kartu Tarot baik yang sederhana maupun rumit, baik yang jelek maupun indah, baik yang murah maupun mahal, baik yang ukuran mini hingga yang berbentuk jumbo. Kini ada Kartu Tarot berdesain gambar tokoh-tokoh politik, artis, dan sebagainya.
Jika anda mau anda bisa mencari desain freeware di internet, mendownload dan mencetaknya sendiri di printer anda. Namun demikian kebanyakan dari desain Kartu Tarot yang ada di dunia masih memiliki hak cipta, sehingga anda tidak boleh sembarangan mengkopi dan mencetaknya sendiri.
Jika anda tertarik untuk memilikinya, anda bisa membelinya di berbagai tempat. Di Jakarta anda bisa mencarinya di toko-toko buku atau toko spiritual. Namun demikian ada kepercayaan bahwa desain-desain Kartu Tarot delain bernilai seni, juga dibuat sesuai dengan karakter-karakter manusia yang berbeda. Jadi jika anda tertarik untuk membeli sebuah Kartu Tarot, cobalah untuk melihat contoh-contohnya terlebih dahulu. Rasakan apakah gambar-gambarnya sesuai dengan selera dan cocok dengan diri anda. Jika ya, maka barulah anda boleh membelinyaSumber : https://konsultarot.wordpress.com/sejarah-singkat-kartu-tarot/
0 komentar: