KATALOGISASI

Image result for katalogisasi




A.  PENGERTIAN KATALOGISASI
 
Pengertian Katalog

Katolog adalah daftar koleksi perpustakaan. Katolog bisa disusun berdasarkan alfabetis nama pengarang, judul, nama penerbit dan lain – lain tergantung pustakawan di sekolah masing-masing. Katalog merupakan kumpulan buku -buku yang sudah masuk kedalam perpustakaan.

Katalog adalah Presentasi ciri-ciri dari sebuah bahan pustaka atau dokumen (misalnya: judul, pengarang, deskripsi fisik, subyek, dll.) koleksi perpustakaan yang merupakan wakil ringkas bahan pustaka tersebut yang disusun secara sistematis.

Katalogisasi (cataloging): Kegiatan atau proses pembuatan wakil ringkas dari bahan pustaka atau dokumen (buku, majalah, CD-ROM, mikrofilm, dll.). Istilah ini kadang-kadang juga meliputi klasifikasi bahan pustaka dan secara umum penyiapan bahan pustaka untuk digunakan pemakai. Kadang-kadang disebut juga dengan istilah pengindeksan (indexing).

Katalogisasi atau pengatalogan adalah proses pembuatan katalog dimana dalam katalog dicantumkan data penting yang terkandung dalam bahan pustaka, baik ciri fisik maupun isi intelektual, seperti nama pengarang, judul buku, penerbit dan subyek.  Jadi katalogisasi adalah proses pengambilan keputusan yang menuntut kemampuan mengintepretasikan dan menerapkan berbagai standar sehingga hal-hal penting dari bahan pustaka terekam menjadi katalog.

Katalog perpustakaan adalah deskripsi  pustaka milik suatu perpustakaan yang disusun secara sistematis (sistematis abjad, nomor klasifikasi)  sehingga dapat digunakan untuk mencari dan  menemukan lokasi pustaka dengan mudah.  Selain untuk alat bantu penelusuran koleksi, katalog dapat juga digunakan untuk mengetahui kekayaan koleksi suatu perpustakaan sebab kartu katalog mewakili   buku-buku yang ada di rak yang dimiliki oleh  suatu perpustakaan.

Salah satu pekerjaan teknis di perpustakaan adalah kerja “katalogisasi” ini adalah proses pembuatan kartu katalog. Katalogisasi  berasal dari kata katalog yang artinya adalah sebuah daftar, oxford dictionary memberi ciri: katalog adalah suatu daftar yang disusun secara sistematis, misalnya menurut abjad dan biasanya dibubuhi penjelasan singkat atau ciri yang menunjukkan kedudukannya.
Sedangkan katalog perpustakaan artinya adalah: daftar buku atau bahan lain yang terkumpul di suatu perpustakaan/suatu koleksi; daftar ini disusun menurut suatu susunan yang mudah dikenali;berisi keterangan dari buku;disajikan dalam bentuk tertentu, yang dikatakan dengan susunan yang mudah dikenal adalah menurut abjad, atau menurut imbol klasifikasi dari subjek buku. Sedangkan yang dimaksud dengan keterangan dari buku adalah judul, pengarang, editor, pelukis, penterjemah, keterangan cetakan, imprint, lokasi dan lain sebagainya. Keterangan dari buku ini harus diberikan dalam bentuk dan susunan menurut peraturan katalogisasi.

Pengertian Katalogisasi

Katalogisasi atau pengatalogan adalah proses pembuatan katalog dimana dalam katalog dicantumkan data penting yang terkandung dalam bahan pustaka, baik ciri fisik maupun isi intelektual, seperti nama pengarang, judul buku, penerbit dan subyek.  Jadi katalogisasi adalah proses pengambilan keputusan yang menuntut kemampuan mengintepretasikan dan menerapkan berbagai standar sehingga hal-hal penting dari bahan pustaka terekam menjadi katalog.

Pengatalogan adalah kegiatan menyiapkan pembuatan wakil ringkas dokumen (condensed representations) atau katalog, untuk digunakan sebagai sarana temu kembali, agar dokumen yang dicari dapat ditemukan dengan cepat dan tepat.

Di dalam buku “A manual of Cataloguing Practice” dijelaskan bahwa katalog merupakan suatu daftar yang berisi keterangan-keterangan yang lengkap dari suatu buku-buku koleksi, dokumen-dokumen, atau bahan-bahan pustaka lainnya.

MenurutBakewell, keterangan-keterangan yang perludicantumkanpadakatalogadalahsebagaiberikut:
-          The Heading
Tajuk entri yang berupa nama keluarga pengarang atau nama utama pengarang.
-          The Title Statement
Judul buku, baik judul utama buku maupun sub judul.
-          The Imprint
Keterangan tentang jumlah halaman, ukuran buku, ilustrasi, indeks, tabel, bibliografi, dan ependik.
-          Notes
Keterangan singkat mengenai seri penerbit, judul asli, dan pengarang aslinya (apabila buku tersebut merupakan terjemahan).


B. MACAM-MACAM KATALOGISASI

Ada beberapa bentuk katalog sesuai dengan perkembangan perpustakaan itu sendiri, diantaranya adalah sebagai berikut :
  1. Katalog buku.
  2. Katalog berkas, merupakan katalog kumpulan kertas.
  3. Katalog kartu, yaitu kartu katalog berukuran 7,5 cm x 12,5 cm kemudian kartu katalog dijajarkan dalam laci catalog.
  4. Katalog komputer (opac) yaitu katalog terbacakan komputer.
Beberapa jenis katalog berdasarkan bentuknya, seperti :
  1. Katalog Pengarang
Adalah semua nama pengarang buku, maka semua kartu catalog pengarang yang sudah terkumpul disusun menjadi abjad nama – nama pengarang masing – masing buku.
  1. Katalog Judul
Adalah catalog yang berbentuk kartu yang kata utamanya adalah judul Buku. Kartu-kartu yang sudah terkumpul disusun menurut abjad judul masing- masing Buku.
Jenis-jenis catalog berdasarkan bentuk fisik adalah sebagai berikut :
  • Kartu katalog (card katalog)
Terbuat dari karton manila, dnegan ukuran internasional 7,5 x 12,5 c. dibagian tengah sebelah bawah diberi lobang, gunanya untuk pengikat supaya tidak mudah lepas dari susunannya, dalam penyimpanannya kartu-kartu ini disusun didalam laci dengan ukuran yang sesuai, dimana bagian luar dari laci tiket untuk tanda isi dari laci tersebut. Selanjutnya laci ini disimpan didalam almari katalog.
Diantara susunan kartu-kartu katalog tersebut diberi kartu penunjuk atau guide card, sebagai penolong untuk mempermudah mancari kartu yang dimaksud. Kartu katalog ini paling praktis didalam praktek, karena mudah menambah, mengurangi dan mengganti. Untuk perpustakaan yang sifatnya tertutup pemakaian bentuk ini kurang praktis, karena pemakai katalog akan berjejal didepan almari katalog.
  • Katalog berkas (sheap catalog)
Katalog ini merupakan lembaran lepas yang terbuat juga dari karton manila yang dijilid menjadi satu berkas, ukurannya bermacam-macam dan lebih besar dari katalog kartu.
Bentuk ini praktis untuk perpustakaan sistem tertutup, karena yang mencari buku tidak berjejal dilemari katalog, katalog berkas bisa diperbanyak dalam beberapa buku.
  • Katalog buku (book catalog)
Ini dapat diketik, distensil atau dicetak berbentuk buku yang terdiri dari lembaran-lembaran kertas dimana terdapat uraian dari buku-buku perpustakaan tertentu.
Katalog ini biasanya paling murah, dan dapat dibuat banyak dan dapat pula dijual. Hanya kesukarannya dalam penambahan, pengurangan dan perbaikan. Setiap kali katalog ini harus diperbaharui, supaya sesuai dengan keadaan.
Selain itu, catalog juga terdiri atas beberapa jenis yaitu :
  • Katalog Pengarang
Digunakan jika buku yang akan kita cari hanya diketahui nama pengarangnya. Atau ingin mengetahui pengarang tertentu telah mengarang buku apa saja. Katalog pengarang disusun sistematis berdasarkan nama pengarang suatu karya di dalam kabinet katalog. Penulisan nama pengarang adalah dengan cara menuliskan terlebih dahulu nama keluarga, contoh
  • Katalog Judul
Digunakan jika buku yang akan kita cari hanya diketahui judul bukunya. Atau ingin mengetahui  judul buku tertentu  yang sama telah dikarang oleh pengarang mana  saja. Katalog judul disusun secara sistematis berdasarkan judul dalam kabinet katalog. Melalui katalog judul dapat diketahui judul-judul buku yang sama, yang dikarang oleh pengarang yang berbeda.
  • Katalog Subyek
Digunakan bila  kita  ingin mengetahui berbagai buku yang membahas subyek yang sama, biasanya sering digunakan dalam mengumpulkan bahan pustaka untuk kepentingan pembuatan penelitian, makalah dsb. yang membahas suatu subyek tertentu.  Melalui katalog subyek akan diketahui  karya-karya yang dikarang oleh berbagai pengarang dengan judul yang berbeda-beda tetapi memiliki pokok bahsan yang sama.


C. TUJUAN KATALOGISASI

Tujuan katalogisasi adalah merupakan sarana yang efisien membantu pengguna perpustakaan dalam memperoleh dokumen.  Menurut Cutter (1876) tujuan katalog adalah sebagai berikut:
1. Memungkin seseorang mememukan sebuah buku yang diketahui berdasarkan :
-          Pengarang.
-          Judul atau.
-          Subyek
2. Menunjukan buku yang dimiliki perpustakaan :
-          Oleh pengarang tertentu.
-          Berdasarkan subyek tertentu.
-          Dalam jenis literature tertent.
3. Membantu dalam pemilihan buku :
-          Berdasarkan edisinya.
-          Berdasarkan karakternya
Menurut bentuknya   (fisik katalog) antara lain :
  1. Book catalogue atau printed book adalah bentuk katalog paling tua yang dulunya digunakan di Perpustakaan Amerika. Ciri katalo ini adalah mahal pembuatannya dan tidak fleksibel terhadap perubahan koleksi perpustakaan Disamping itu perpustakaan harus menyediakan beberapa eksemplar.
  2. Sheaf Catalogue jenis ini terbuat dari kertas karton berukuran 10 X 20 cm, yang kemudian dijilid/dibendel dimana seetiap jilid berisi 50 kartu. Jenis ini kurang berkembang karena tidak fleksibel terhadan perubahan koleksi perpustakaan.
  3. Microform catalogue (COM=Computer Output Microform) jenis katalog ini menjadi populer dengan adanya perkembangan komputer. Microform atau microfice  adalah hasil dari COM tersebut yang secara pereodik perlu diupdate oleh karena itu sebelum edisi terbaru dibuat  COM catalogue tidak fleksibel terhadap koleksi perpustakaan seperti jenis katalog sebelumnya, jenis katalog ini harus dibuat banyak.
  4. Card Catalogue (katalog kartu) jenis katalog ini yang paling umum di perpustakaan  seluruh dunia, sebelum peran komputer menggantikannya. Setiap entri dituangkan dalam kartu standar berukuran 7.5 X 12,5 cm. Kumpulan entri ini kemudian disusun secara sistematis berdasarkan pengarang, subyek, judul dan call number ke dalam almari katalog. Katalog kartu sangat fleksibel terhadap perubahan koleksi perpustakaan, karena jenis katalog ini akan dengan mudah diadakan penambahan dan pengurangan/penyusutan atau perubahan terhadap entrinya bisa dilakukan pada kartu itu sendiri, dan kemudian di-file kembali.
Untuk lebih rincinya, katalog kartu mempunyai ciri-ciri :
  • Fleksibilitas :
-          Kartu katalog dapat disusun sesuai kebutuhan perpustakaan secara alfabetis atau call number.
-          Dapat juga berbentuk “dictionary or devided form”.
-          Mudah ditambah dan dikurangi.
-          Laci katalog dapat digeser-geser sesuai perkembangan katalog.
  • Mudah digunakan :
-          Relatif mudah digunakan bagi mereka yang sudah mengenal aturan file.
-          Disediakannya guide cross references dan konsisten dalam pembuatannya, hal ini akan memudahkan bagi pengguna perpustakaan.
-          Mudah dibaca.
  • Mudah dalam pembuatan dan perawatan :
-          Tak ada pembuatan katalog yang tak memerlukan biaya tetapi perpustakaan tetap memerlukan katalog yang uptodate. Pembuatan katalog kartu lebih sederhana jika dibandingkan dengan bentuk katalog yang lain, dan katalog kartu tetap masih relevan dengan perkembangan komputer.
-          Banyak software yang mampu memproduksi kartu katalog, misalnya CDS ISIS dan Bibliofile.
-          Reproduksi katalog lebih mudah.
-          Dapat dengan mudah ditambah dan dikurangi.
-          Dapat dilakukan koreksi pada kartu katalog.
  1. OPAC  (Online Public Catalogue)
Dalam perkembangan perpustakaan akhir-akhir ini banyak perpustakaan memanfaatkan kecanggihan komputer. Koleksi perpustakaan terekam dan tersimpan dalam sebuah data base, dimana pemustaka bisa akses melalui komputer yang disediakan. Data base dapat diakses baik lokal, regional maupun internasional. Bentuk katalog ini yang paling fleksibel dan paling modern : penambahan, penyusutan atau perubahan terhadap entri bahan pustaka dapat dilakukan setiap saat dan sangat cepat. Sehingga hasilnya akan segera diketahui, yang paling  menguntungkan bagi pemustaka, karena mereka bisa mengakses dengan menggunakan access point yang difariasikan.
Beberapa keunggulan OPAC antara lain : Filing tidak diperlukan lagi. Database dapat di update secara online atau remote, tersedianya menu help dan cross reference : dapat diproduksi dalam bentuk katalog lain, dapat dihubungkan dengan data base lain misalnya  CD-ROM (Campact Disk Read Only Memory), perubahan secara global dapat dilakukan, namun demikian, beberapa kelemahannya seperti :
  • Lebih sensitif terhadap “speling” karena setiap kesalahan eja akan muncul yang tidak diinginkan, atau pengguna akan menjadi bingung dengan munculnya terlalu banyak bibliografi.
  • Perlu adanya training bagi pemustaka.
  • Dan tidak akan berfungsi jika listrik padam.


D. FUNGSI KATALOGISASI

Fungsi katalogisasi secara umum adalah sebagai berikut :
  1. Mencatat bahan pustaka yang ada di perpustakaan untuk memudahkan pengguna,
  2. Mencari atau menelusur pustaka,
  3. mempermudah pencarian buku dalam perpustakaan berdasarkan pengarang, judul dan subyek.

Adapun fungsi dari catalog adalah sebagai berikut :
  1. Menunjukkan tempat suatu buku atau bahan lain dengan manggunakan symbol-simbol angka klasifikasi dalam bentuk nomor panggil.
  2. Mendaftar semua buku dan bahan lain dalam susunan alfabetis nama pengarang, judul buku, atau subjek buku yang bersangkutan ke dalam satu tempat khusus perpustakaan untuk memudahkan pencarian entri-entri yang diperlukan.
  3. Memberikan kemudahan untuk mencarisuatu buku atau bahan lain di perpustakaan dengan hanya salah satu dari daftar kelengkapan buku yang bersangkutan.
Katalog merupakan kunci untuk mengetahui isi koleksi dari perpustakaan itu sendiri, antara lain:
  1. Untuk memberi gambaran yang jelas kepada pemakai jasa perpustakaan tentang koleksi buku-buku yang terdapat dan dimiliki oleh suatu perpustakaan.
  2. Untuk menolong pemakai perpustakaan dalam mendapatkan buku yang diperlukan secara tepat dan cepat.
  3. Agar para pengguna perpustakaan mudah mendapatkan bahan pustaka yang diinginkannya.
  4. Sebagai sarana pemilihan buku yang tepat untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
  5. Catalog berfungsi sebagai wakil buku yang memberikam keteerangan yang lengkap tentang ciri-ciri buku.
  6. Catalog berfungsi sebagai “an instrument of communication “yang meninformasikan buku-buku perpustakaan .
Agar katalog dapat berfungsi semaksimal mungkin, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru perpustakaan, yaitu :
-         Katalog perpustakaan sekolah harus lengkap memuat keseluruhan ciri-ciri buku.
-         Katalog perpustakaan sekolah harus fleksibel.
-       Katalog perpustakaan sekolah harus disusun dengan sistematis sehingga bisa dengan mudah dimanfaatkan.
-      Katalog perpustakaan sekolah dibuat seekonomis mungkin dan dipeliharan dengan sebaik-baiknya.
-        Guru pustakawan hendaknya memberikan petunjuk kepada murid-murid dalam hal penggunaan katalog sehingga murid-murid dapat memanfaatkannya dengan seoptimal mungkin.
-      Buatlah katalog yang bermacam-macam bentuknya seprti katalog pengarang, katalog judul, katalog subjek, katalog subjek klasifikasi.


E. PROSEDUR PENGKATALOGISASI

Kegiatan pengatalogan secara garis besar dapat dibagi ke dalam dua kegiatan:
  1. Pengatalogan deskriptif, yang bertumpu pada fisik bahan pustaka (judul, pengarang, jumlah halaman, dll), kegiatannya berupa membuat deskripsi bibliografi, menentukan tajuk entri utama dan tambahan, pedomannya antara lain AACR dan ISBD.
  2. Pengindeksan subyek, yang berdasar pada isi bahan pustaka (subyek atau topik yang dibahas), mengadakan analisis subyek dan menentukan notasi klasifikasi, pedomannya antara lain bagan klasifikasi, daftar tajuk subyek dan tesaurus. Kedua kegiatan ini menghasilkan cantuman bibliografi atau sering disebut katalog yang merupakan wakil ringkas bahan pustaka.
Sistem katalog dibedakan dari susunannya dalam laci katalog, yang terdiri dari:
  • Sistem katalog abjad.
-           Katalog susunan abjad terpisah.
-           Katalog pengarang (author catalog).
-           Katalog judul (title catalog).
-           Katalog subyek (subject catalog).
-       Katalog susunan ensiklopedi atau kamus (dictionary catalog) yaitu catalog yang disusun menurut abjad pengarang, judul dan subyek dalam satu susunan.
  • Sistem katalog klasifikasi (classified catalog)
Merupakan suatu sistem katalog yang disusun menurut suatu bagian klasifikasi tertentu., terdiri dari tiga susunan yaitu:
-          Katalog pengarang judul disusun menurut abjad.
-        Katalog subyek disusun menurut urutan nomor-nomor klasifikasi tertentu.Indek subyek yang menunjukkan notasi klasifikasi tertentu untuk suatu subyek, umumnya disusun menurut abjad.
Unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah catalog Nama pengarang atau yang dianggap sebagai pengarang Judul buku Judul tambahan Imprint (impressum) untuk menyatakan kota penerbit, penerbit dan tahun terbit;
Kolasi untuk menyatakan jumlah halaman keterangan lain dan ukuran buku, Nomor seri bila buku itu mempunyai nomor seri, Anotasi yang merupakan catatan, Tanda buku (call number).


F. CARA MEMBUAT KARTU KATALOG

Sebelum membuat atau mengetik kartu catalog, maka ada dua hal yang perlu dilakukan yaitu sebagai berikut:

Kartu katalog 

Untuk membuat catalog kartu diperlukan selembar kartu untuk setiap judul buku. Karna itu perlu dipersiapkan kartu terlebih dahulu dengan ukuran dan bentuk sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, yaitu: ukuran panjangnya 12,5 cm dan lebarnya 7,5 cm, di tengah tengah bagian bawahnya diberi lubang untuk menusukan tusuk pengaman.
Temporary slip (T-slip)
Merupakan catatan atau keterangan-keterangan mengenai buku pada selembar kertas yang berukuran kurang lebih ¼ folio atau bisa juga berukuran 15 x 10 cm. temporary slip ini dibuat untuk memudahkan pengetikan kartu catalog. Keterang-keterangan yang seharusnya dituliskan pada lembar temporary slip ini sama dengan keterangan yang seharusnya dituliskan pada kartu catalog. Yaitu meliputi nomor klasifikasi (nomor penempatan), judul buku, nama pengarang,impritnt (kota terbit, nama penerbit, tahun terbit), kolasi (table buku, ukuran buku, bibliografi, indeks, illustrasi, tabel).

Cara pembuatan katalog :
  • Nomor klasifikasi
Nomor klasifikasi diketik pada sudut kiri atas kartu katalog. Di bawah nomor klasifikasi, keti 3 hiruf capital kependekan nama keluarga/ utama pengarang. Jadi apabila pengarangnya bernama Drs. CS.T. Kansil, SH., maka yang diketi adalah KAN. Setelah itu, dibawah tiga huruf capital tersebut diketik satu huruf kecil dari huruf pertama judul buku.jadi apabila bukunya berjudul “pengelolaan perpustakaan” maka dibawah 3 huruf capital diketik huruf p.
  • Pengarang/ Tajuk entri utama
Nama pengarang buku diketik dengan huruf besar semua dimulai pada indensi pertama sejajar dengan nomor penempatan atau nomor klasifikasi. Nama pengarang asing yang biasanya diikuti dengan nama keluarga, maka pengetikannya dibalik, dan yang diketik huruf besar semua hanya nama keluarganya. Misalnya pengarang bernama Carter V. Good. Maka pengetikannya adalah GOOD, Carter V. (antara nama keluarga dan nama utama dipisahkan dengan koma), jika hanya sebagai editor, penerjemah, atau pengarangnya lebih dari satu orang, maka dibelakang nama diketik atau diberi tanda (Ed) untuk editor, (dkk) untuk pengarang yang lebih dari satu, dan (penerj) untuk penerjemah.
  • Judul buku
Judul buku diketik mulai pada indensi kedua dibawah huruf keempat ketikan nama pengarang. Jika ada sub judulnya, diketik setelah judul utama yang dipisah dengan tanda titik koma. Apabila judulnya panjang sehingga tidak bisa diketik dalam satu baris, maka pengetikannya diteruskan ke baris kedua yang dimulai pada indensi pertama.
  • Nama pengarang lengkap
Setelah pengetikan judul diteruskan dengan nama lengkap pengarang yang diberi tanda titik. Pengetikan nama lengkap pengarang ini tidak dibalik walaupun nama orang asing. Apabila ada edisinya, maka edisi ini diketik setelah nama lengkap pengarang.
  • Imprint
Imprint( nama kota tertib, nama penerbit, dan tahun terbit) ini diketik setelah nama pengarang atau edisi. Antara nama pengarang dengan imprint ini diberi jarakdua huruf. Antara nama kota tebit dan nama penerbit serta tahun terbit dipisah dengan tanda koma. Dan diakhiri dengan tanda titik.
  • Kolasi
Kolasi (table buku, ukuran buku, bibliografi, indeks, illustrasi, table) tidak diketik bersambung dengan imprint, tetapi diketik pada baris berikutnya mulai pada indensi kedua. Apabila pengetikan kolasi ini tidak cukup dalam satu baris dan dilanjutkanpada baris berikutnya pada indensi pertama.

Pengetikan katalog judul tidak jauh berbeda dengan pengetikan katalog pengarang dan juga katalog subyek. Adapun perbedaannya adalah sebagai berikut:
-          Pada katalog judul, diatas tajuk entri utama diketikkan judul buku yang dimulai pada indensi kedua.
-          Pada catalog pengarang nama keluarga utama diketik dengan huruf besar semua, sedangkan pada katalog judul diketik dengan huruf kecil semua.
-          Pada catalog subyek diatas tajuk entri utama diketikkan subyek sebagaimana pada katalog judul. Pengetikan subyek tersebut dengan huruf besar semua.


Cara penulisan catalog 

1)      Pengetikan katalog pengarang
Nama pengarang diketik di atas tajuk entri utama,nama pengarang diketik dengan huruf besar.
2)      Pengetikan katalog judul
Cara pengetikannya tidak jauh beda dengan katalog pengarang,perbedaannya kalau pada katalog judul,di atas tajuk entri utama diketikkan judul buku yang dimulai pada indensi kedua,pada catalog judul nama keluarga/utama yang menjadi tajuk entri diketik dengan huruf kecil.
3)      Pengetikan katalog subyek
Pengetikan katalog subyek tidak jauh beda dengan catalog pengarang dan judul ,perbedaannya di atas tajuk entri utam diketik subyek sebagaimana pada catalog judul,pengetikannya dengan huruf besar dimulai dengan idensi utama.

Adapun pedoman untuk menentukan tajuk entri utama adalah:

  • Suatu karya yang disusun oleh seorang pengarang maka tajuk entri utamanya adalah pengarang yang bersangkutan.
  • Apabila ada dua orang pengarang,yang diantaranya ada pengarang utama maka tajuk entri utamanyaadalah pengarang utama.
  • Apabila pengarangya terdiri dari dua atau lebih pengarang dan tidak ada pengarang utama maka tajuk entri utamanya adalah pengarang yang disebut pertama kali.
  • Apabila tidak ada pengarang atautidak diketahui pengarangnya,maka tajuk entri utamanya terletak pada judul karyanya.
  • Suatu karya yang merupakan karya editor,tajuk entri utamanya terletak pada judul karyanya.Apabila tidak memiliki judul kolektif,maka tajuk entri utamanya terletak pada pengarang atau judul yang pertama kali disebut pada halaman judul.
  • Suatu karya editor yang dijilid maka tajuk entri utamanya terletak pada judul kolektif,apabila tidak ada judul yang kolektif maka tajuk entri utamanya terletak pada pengarang atau judul yang pertama kali disebutkan pada halaman judul jilid pertaama.
  • Suatu karya yang merupakan terjemahan dari bahasa lain,tajuk entri utamanya terletak pada pengarang aslinya.tetapi apabila disalin seperti diringkas, paraphrase, didramatisasikan,maka tajuk entri utamanya terletak pada penyadur atau pengubahnya.
  • Suatu karya yang merupakan laporan dari seorang pejabat suatu badan korporasi dan isinya merupakan laporan kegiatan badan tersebut,maka tajuk entri utamanya terletak pada badan korporasi yang bersangkutan


TAMBAHAN KATALOGISASI

LANGKAH-LANGKAH PRAKATALOGISASI

Sebelum dilakukan katalogisasi pada bahan pustaka, terdapat dua langkah yang harus dilakukan yaitu:

1. Pengelompokan bahan pustaka menurut jenisnya, seperti monograf (buku), terbitan berseri (majalah, buletin, laporan tahunan, dsb.) brosur/leaflet, dan bahan bukan buku (non book material seperti: foto, CD, kaset, peta, atlas, slide, dsb.). Hal ini penting dilakukan, karena setiap jenis bahan pustaka berbeda cara pengolahannya.
2. Pengecekan pada katalog kendali (shelflist) atau pada pangkalan data, untuk memverifikasi keberadaan bahan pustaka dengan judul yang sama (duplikat), sehingga pustakawan tidak perlu mengolah buku tersebut lebih lanjut, cukup dengan menambahkan nomor induk barunya saja, dan mencantumkan nomor panggil (call number) yang sama dengan buku sebelumnya.


LANGKAH-LANGKAH KATALOGISASI

Proses katalogisasi:
a. Menentukan tajuk entri utama (main entry)
b. Menyusun deskripsi bibliografis/deskripsi fisik
c. Membuat jejakan (khusus katalog bentuk kartu
2. Pembuatan catalog dasar/utama

KEGIATAN PASCA KATALOG

  1. Fisik dan kelengkapan bahan pustaka
    Apa bila bahan pustaka telah dibuat katalognya, maka kegiatan selanjutnya adalah penyiapan bahan pustaka tersebut, yang lazim disebut kegiatan pasca katalog, kegiatan ini meliputi:
    a. Mengetik kartu
    Jumlah kartu yang diketik disesuaikan dengan jajran yang akan dibuat katalog kartu itu hendaknya terbuat dari kertas yang agak tebal, agar tahan lama dan tidak mudah rusak atau robek. Sekarang tersedia kartu katalog yang dapat diketik melalui komputer dan manual.
    b. Persiapan buku
    1. Menempelkan label pada punggung buku
    2. Menempelkan kantong buku dan slip tanggal kembali
    3. Membuat dan memasukkan kartu buku
    c. Menjajarkan kartu catalog / Mengurutkan secara sistematis
    d. Menyimpan atau menyusun bahan pustaka di rak perpustakaan
    e. Bila dianggap perlu juga dilakukan penjilidan dan penyampulan. Meskipun bukunya baru, akan tetapi karena buku tersebut akan digunakan oleh banyak orang, maka perlu dijilid awal dan disampul.

    2. Filing kartu katalog
    Kartu-kartu katalog yang telah dibuat baik kartu katalog judul, pengarang ataupun subjek perlu disimpan secara baik dan ditempatkan pada laci katalog serta pengaturannya dilakukan secara sisitematis sehingga mempermudah penemuan kembali infiormasi/ bahan pustaka yang ada dalam jajaran di rak secara cepat dan tepat Untuk pengaturan dan penyimpanan yang cepat dan sistematis tersebut, terlebih dahulu harus ditetapkan cara yang digunakan perpustakaan yang lazim digunakan:
    1. Mengabjad Menyusun / menjajarkan kartu katalog berdasarkan abajad a – z
    2. Menyusun angka Berdasarkan urut angka

     BEBERAPA CONTOH KATALOG KARTU

    Tajuk Entri Utama Pada Pengarang




    1. Kartu Utama

    322.1
    Hid Hidayat, Komaruddin
    t Tragedi Raja Midas : moralitas agama dan krisis
    modernisme / Komaruddin Hidayat; pengantar, Dawam
    Rahardjo. — Cet. 1. — Jakarta: Paramadina, 1998.
    xv, 337 p.; 21 cm.
    Bibliografi: p. 323-327.
    979-8321-26-X : Rp. 36.000,-
    1. AGAMA DAN NEGARA I. Rahardjo, Dawam II. Judul
    990045/c1, 990046/c2, 990124/c3








    2. Kartu Tambahan Subyek:

    AGAMA DAN NEGARA
    322.1
    Hid Hidayat, Komaruddin
    T Tragedi Raja Midas : moralitas agama dan krisis
    modernisme / Komaruddin Hidayat; pengantar, Dawam
    Rahardjo. — Cet. 1. — Jakarta: Paramadina, 1998.
    xv, 337 p.; 21 cm.
    Bibliografi: p. 323-327
    979-8321-26-X


    3. Kartu Tambahan Orang (Pengarang 2, 3, penerjemah, pengantar, dll.):

    Rahardjo, Dawam
    322.1
    Hid Hidayat, Komaruddin
    t Tragedi Raja Midas : moralitas agama dan krisis
    modernisme / Komaruddin Hidayat; pengantar, Dawam
    Rahardjo. — Cet. 1. — Jakarta: Paramadina,1998.
    xv, 337 p.; 21 cm.
    Bibliografi: p. 323-327.
    979-8321-26-X


    4. Kartu Tambahan Judul

    Tragedi Raja Midas : moralitas . . .
    322.1
    Hid Hidayat, Komaruddin
    t Tragedi Raja Midas : moralitas agama dan krisis
    modernisme / Komaruddin Hidayat; pengantar, Dawam
    Rahardjo. — Cet. 1. — Jakarta: Paramadina,1998.
    xv, 337 p.; 21 cm.
    Bibliografi: p. 323-327.
    979-8321-26-X


KESIMPULAN

Katalog adalah Presentasi ciri-ciri dari sebuah bahan pustaka atau dokumen (misalnya: judul, pengarang, deskripsi fisik, subyek, dll.) koleksi perpustakaan yang merupakan wakil ringkas bahan pustaka tersebut yang disusun secara sistematis.

Ada beberapa bentuk katalog yaitu katalog buku katalog berkas, katalog kartu, dan katalog komputer. Selain itu, catalog juga terdiri atas beberapa jenis yaitu : katalog pengarang, katalog judul , dan katalog subjek. Antara katalog pengarang, katalog judul dan katalog subjek bentuknya tidak jauh beda, perbedaannya hanya terletak pada bagian kepala katalog tersebut.



Sumber : http://pp.ktp.fip.unp.ac.id/?p=36

Faktor Penyebab dan Dampak Negatif Pekerja Anak




FAKTOR PENYEBAB TIMBULNYA PEKERJA ANAK


A. Faktor Ekonomi.

Kemiskinan merupakan salah satu penyebab utama timbulnya pekerja anak disamping faktor ekonomi lainnya. Ketidakmampuan ekonomi keluarga berpengaruh pada produktifitas kerja menjadi rendah, gizi kurang, perawatan kesehatan kurang sehingga hal ini mengakibatkan berkurangnya kapasitas kerja, cepat lelah, rentan terhadap kecelakaan dan penyakit. Penghasilan orang tua yang rendah, menyebabkan anak terpaksa mengikuti jejak orang tuanya untuk bekerja meskipun tanpa mempunyai bekal ketrampilan.

B. Faktor Budaya/Tradisi/Kebiasaan
.
Suatu budaya dalam keluarga bahwa anak sejak usia muda sudah melakukan pekerjaan atau sebagai pekerja. Tanpa disadari para orangtua beranggapan bekerja sebagai pekerja anak sudah merupakan tradisi atau kebiasaan dalam masyarakat, anak diperintahkan bekerja sebagai pekerja dengan alasan untuk mendapatkan pendidikan dan persiapan terbaik untuk menghadapi kehidupan dimasyarakat nantinya apabila anak tersebut sudah dewasa.

Pekerja anak sendiri merasa bangga dapat bekerja memperoleh penghasilan untuk kepentingan sendiri, maupun membantu ekonomi keluarga dan dapat membiayai adik-adiknya sekolah. Kebiasaan di masyarakat, pekerja-pekerja rumah tangga dilakukan oleh anak perempuannya termasuk menjaga toko/warung.
Secara tidak disadari adanya budaya, tradisi, kebiasaan tersebut menghantarkan anak-anaknya sebagai pekerja anak yang seharusnya belum waktunya untuk bekerja.

C. Faktor Pendidikan.

Berawal dari pendidikan orangtua yang rendah, adanya keterbatasan ekonomi dan tradisi, maka banyak orangtua mengambil jalan pintas agar anaknya berhenti sekolah dan lebih baik bekerja dengan alasan :

- Wanita tidak perlu sekolah tinggi-tinggi
- Biaya pendidikan mahal .
- Sekolah tinggi akhirnya jadi penganggur

Tingkat pendidikan yang rendah dan ketidakberdayaan ekonomi, orang tua cenderung berpikiran sempit terhadap masa depan anaknya sehingga tidak memperhitungkan manfaat sekolah yang lebih tinggi dapat meningkatkan kesejahteraan anak dimasa datang. Situasi tersebut yang mendorong anak untuk memilih menjadi pekerja anak.


DAMPAK NEGATIF PEKERJAAN BAGI TUMBUH KEMBANG ANAK


Mempekerjakan pekerja anak pada dasarnya merupakan suatu hal yang melanggar hak asasi anak karena pekerjaan pekerja anak selalu berdampak buruk terhadap perkembangan fisik, emosi dan sosial anak.

A. Dampak pekerjaan terhadap perkembangan fisik anak

Secara fisik pekerja anak lebih rentan dibanding orang dewasa karena fisik mereka masih dalam masa pertumbuhan. Bekerja sebagai pekerja anak dapat mempengaruhi perkembangan kesehatan fisik mereka karena pekerjaan yang mereka lakukan dapat  menimbulkan kecelakaan maupun penyakit. Dampak kecelakaan terhadap pekerja anak dapat berupa luka-luka atau cacat akibat tergores, terpotong, terpukul, terbentur dan lain-lain, sedang kondisi yang menimbulkan penyakit antara lain kondisi tempat kerja yang sangat panas atau terlalu dingin, tempat kerja terlalu bising, terhirup debu, terhirup bahan kimia berupa uap lem, uap cat sablon, tempat kerja yang memungkinkan terjadinya eksploitasi seksual dan lain-lain. Dampak penyakit yang ditimbulkan berupa pusing, demam, menggigil, kerusakan pada sistem syaraf (rendahnya kapasitas intelektual, daya ingat lemah dan lemahnya alat perasa), kulit, ginjal, paru-paru, sesak nafas, batuk, tuli, tertular penyakit seksual (IMS/HIV/AIDS).

B. Dampak pekerjaan terhadap perkembangan emosi anak

Pekerja anak sering bekerja dalam lingkungan kerja yang memungkinkan terjadinya eksploitasi, berbahaya, merendahkan martabat, derajat dan terisolasi. Mereka sering menerima perlakuan yang sewenang-wenang, kasar dan diabaikan oleh majikan mereka dan pekerja dewasa lainnya. Dampak yang ditimbulkan berupa pekerja anak menjadi pemarah, pendendam, kasar terhadap teman sebaya atau yang lebih muda, kurang mempunyai rasa kasih sayang terhadap orang lain dan adanya perasaan empati terhadap orang lain.

C. Dampak pekerjaan terhadap perkembangan sosial anak

Pekerja anak yang tidak mendapat kesempatan untuk melakukan kegiatan seperti bermain, pergi kesekolah dan bersosialisasi dengan teman sebanyanya, tidak mendapat pendidikan dasar yang diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan, tidak mendapat kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain dan ikut berpartisipasi aktif di tengah masyarakat serta menikmati hidup secara wajar biasanya akan tumbuh menjadi anak yang pasif dan egois sehingga sering berdampak anak mengalami masalah didalam interaksi / menjalin kerjasama dengan orang lain dan mereka kurang percaya diri atau merasa direndahkan.

Sebagaimana dijelaskan bahwa anak sebagai potensi dan generasi muda berkewajiban untuk meneruskan cita –cita perjuangan bangsa dan menjamin eksistensi bangsa dimasa depan. Untuk mewujudkan cita – cita tersebut merupakan kewajiban dan tugas generasi sebelumnya untuk memberikan pengarahan, pembinaan dan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada anak-anak untuk maju dan berkembang dan mengupayakan pencegahan dan penghapusan pekerja anak di Indonesia secara bertahap

Perlindungan Terhadap Pekerja Anak


BENTUK PEKERJAAN UNTUK ANAK

A. BENTUK- BENTUK PEKERJAAN YANG DIPERBOLEHKAN UNTUK ANAK

Pada prinsipnya anak tidak boleh bekerja, dikecualikan untuk kondisi dan kepentingan tertentu anak diperbolehkan bekerja, sebagaimana diatur dalam Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Bentuk pekerjaan tersebut antara lain : 

PEKERJAAN RINGAN

1. Pekerjaan Ringan

Anak yang berusia 13 sampai dengan 15 tahun diperbolehkan melakukan pekerjaan ringan sepanjang tidak mengganggu perkembangan dan kesehatan fisik,mental dan sosial. Pengusaha yang mempekerjakan anak pada pekerjaan ringan harus memenuhi syarat :
a. Ijin tertulis dari orang tua / wali.
b. Perjanjian kerja antara Pengusaha dan Orang tua / Wali
c. Waktu kerja maksimal 3 jam
d. Dilakukan pada siang hari dan tidak mengganggu sekolah
e. Perlindungan K3
f.  Adanya hubungan kerja yang jelas dan
g. Menerima upah sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Dalam hal anak bekerja pada usaha keluarganya maka persyaratan tersebut diatas
yang harus dipenuhi adalah butir c, d dan e


Legal Referensi:
  1. Manpower Act No. 13 Of 2003, Arts. 52(1)(B), 69, 74 [Uu Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003, Pasal 52(1)(B), 69, 74]
  2. Momt Decree No. Kep.235/Men/2003, Arts. 2, 3 And Attachment [Keputusan Kemenakertrans No. Kep.235/Men/2003, Pasal 2, 3 Dan Lampiran


 PROGRAM TRAINING

2. Pekerjaan dalam rangka bagian kurikulum pendidikan atau pelatihan.

Anak dapat melakukan pekerjaan yang merupakan bagian dari kurikulum pendidikan atau pelatihan yang disahkan oleh pejabat yang berwenang dengan ketentuan :
1). Usia paling sedikit 14 tahun.
2). Harus memenuhi syarat :
- Diberi petunjuk yang jelas tentang cara pelaksanaan pekerjaan serta
mendapat bimbingan dan pengawasan dalam melaksanakn pekerjaan.
- Diberi perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja

3. Pekerjaan untuk mengembangkan bakat dan minat.

Untuk mengembangkan bakat dan minat anak dengan baik, anak perlu diberikan kesempatan untuk menyalurkan bakat dan minatnya.Untuk menghindarkan terjadinya eksploitasi terhadap anak, pemerintah telah mengesahkan kebijakan berupa Kepmenakertrans No. Kep. 115/Men/VII/2004 tentang Perlindungan bagi  Anak Yang Melakukan Pekerjaan Untuk Mengembangkan Bakat dan Minat.

Dalam Kepmenakertrans tersebut dijelaskan bahwa pekerjaan untuk
mengembangkan bakat dan minat, harus memenuhi kriteria :

a. Pekerjaan tersebut bisa dikerjakan anak sejak usia dini
b. Pekerjaan tersebut diminati anak
c. Pekerjaan tersebut berdasarkan kemampuan anak
d. Pekerjaan tersebut menambahkan kreativitas dan sesuai dengan dunia anak

Dalam mempekerjakan anak untuk mengembangkan bakat dan minat yang berumur kurang dari 15 tahun, Pengusaha wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Membuat perjanjian kerja secara tertulis dengan orang tua / wali yang mewakili anak dan memuat kondisi dan syarat kerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Mempekerjakan diluar waktu sekolah.
c. Memenuhi ketentuan waktu kerja paling lama 3 ( tiga ) jam sehari dan 12 ( dua belas) jam seminggu.
d. Melibatkan orang tua / wali di lokasi tempat kerja untuk melakukan pengawasan langsung.
e. Menyediakan tempat dan lingkungan kerja yang bebas dari peredaran dan penggunaan narkotika, perjudian, minuman keras, prostitusi dan hal-hal sejenis yang memberikan pengaruh buruk terhadap perkembangan fisik, mental, dan sosial anak.
f. Menyediakan fasilitas tempat istirahat selama waktu tunggu dan
g. Melaksanakan syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja 


Legal Referensi:
  1. Manpower Act No. 13 Of 2003, Art. 70 [Uu Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003, Pasal 70]
  2. Momt Regulation No. Per.22/Men/Ix/2009, Art. 5 [Permenakertrans No. 22_Men_Ix_ 2009 Tentang Magang]


B. BENTUK-BENTUK PEKERJAAN YANG DILARANG UNTUK ANAK

 PEKERJAAN BERBAHAYA

1.    Bentuk Pekerjaan Terburuk Untuk Anak

Banyak anak yang terlibat dalam pekerjaan yang berbahaya atau kondisi dan situasi yang berbahaya misalnya dibidang konstruksi, pertambangan, penggalian, penyelaman di laut dalam. Selain pekerjaan tersebut seringkali ditemukan pekerjaan yang dilakukan pekerja anak yang selintas tidak berbahaya, namun sebenarnya tergolong berbahaya karena akibatnya akan terasa beberapa waktu yang akan datang misalnya bekerja dengan kondisi kerja yang tidak layak antara lain tempat kerja yang sempit, penerangan yang minim, posisi kerja duduk dilantai, menggunakan peralatan kerja yang besar dan berat melebihi ukuran tubuhnya, waktu kerja yang panjang. Pekerjaan yang berbahaya tersebut digolongkan sebagai bentuk-bentuk pekerjaan terburuk yang tidak boleh dilakukan oleh anak.

Bentuk-bentuk pekerjaan terburuk anak merupakan bentuk pekerjaan yang diyakini, jika dikerjakan oleh seorang anak, akan berpengaruh sangat buruk terhadap tumbuh kembang anak baik secara fisik, mental, sosial dan Intelektualnya. Untuk itu pemerintah telah melakukan perlindungan terhadap pekerja anak melalui Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Bentuk Pekerjaan terburuk untuk anak menurut pasal 74 ayat (2) UU No. 13 Th 2003, meliputi:

a. Segala pekerjaan dalam bentuk perbudakan atau sejenisnya.
b. Segala pekerjaan yang memanfaatkan, menyediakan, atau menawarkan anak untuk pelacuran, produksi pornografi, pertunjukan porno atau perjudian.
c. Segala pekerjaan yang memanfaatkan, menyediakan atau melibatkan anak untuk produksi dan perdagangan minuman keras, narkotika , psikotropika dan zat adiktif lainnya dan atau;
d. Semua pekerjaan yang membahayakan kesehatan, keselamatan atau moral anak.

2.    Bentuk/Jenis Pekerjaan terburuk menurut Kepmenakertrans No. Kep. 235/Men/ 2003 tentang Jenis-jenis Pekerjaan yang Membahayakan Kesehatan, Keselamatan atau Moral Anak meliputi :

a. Jenis-Jenis Pekerjaan Yang Membahayakan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja :

a. Pekerjaan yang berhubungan dengan mesin, pesawat, instalasi & peralatan lainnya, meliputi : pekerjaan pembuatan, perakitan / pemasangan, pengoperasian dan perbaikan:
- mesin-mesin
- Pesawat
- Alat berat : traktor, pemecah batu, grader, pencampur aspal, mesin pancang
- Instalasi : pipa bertekanan, listrik, pemadam kebakaran dan saluran listrik.
- Peralatan lainnya : tanur, dapur peleburan, lift, pecancah.
- Bejana tekan, botol baja, bejana penimbun, bejana pengangkut dan sejenisnya.

b. Pekerjaan yang dilakukan pada lingkungan kerja yang berbahaya meliputi :
- pekerjaan yang mengandung bahaya fisik
- pekerjaan yang mengandung bahaya kimia
- pekerjaan yang mengandung bahaya biologis

c. Pekerjaan yang mengandung sifat dan keadaan berbahaya tertentu :
- Konstruksi bangunan, jembatan, irigasi / jalan  
- Pada perusahaan pengolahan kayu seperti penebangan, pengangkutan dan bongkar muat
- Mengangkat dan mengangkut secara manual beban diatas 12 kg untuk anak laki-laki dan 10 kg untuk anak perempuan.
- Dalam bangunan tempat kerja terkunci.
- Penangkapan ikan yang dilakukan dilepas pantai atau perairan laut dalam.
- Dilakukan didaerah terisolir dan terpencil.
- Di Kapal.
- Dalam pembuangan dan pengolahan sampah atau daur ulang barang barang bekas.
- Dilakukan antara pukul 18.00 – 06.00

b. Jenis-Jenis Pekerjaan Yang Membahayakan Moral Anak:

a) Pekerjaan pada usaha bar, diskotik, karaoke, bola sodok, bioskop, panti pijat atau lokasi yang dapat dijadikan tempat prostitusi.
b) Pekerjaan sebagai model untuk promosi minuman keras,
c) Obat perangsang seksualitas dan/atau rokok.

Pekerjaan yang sifat dan keadaan dalam pelaksanaan membahayakan kesehatan, keselamatan atau moral anak sebagaimana disebutkan di atas dapat ditinjau kembali guna menyesuaikan dengan perkembangan ilmu dan teknologi serta tingkat kemajuan masyarakat


Legal Referensi:
  1. Momt Decree No. Kep.235/Men/2003, Arts. 1-4 And Attachment [Keputusan Menakertrans No. Kep.235/Men/2003, Pasal 2, 3 Dan Lampiran].

C. RUANG KERJA UNTUK PEKERJA ANAK

Jika Pekerja Anak diperkerjakan bersama sama Pekerja dewasa, ruang kerja Pekerja Anak harus terpisah dengan pekerja Dewasa


Legal Referensi:
  1. Manpower Act No. 13 Of 2003, Arts. 52(1)(B), 74 [Uu Ketenagakerjaan  No. 13 Tahun 2003, Pasal 52(1)(B), 74];
  2. Momt Decree No. Kep.235/Men/2003, Arts. 1-4 And Attachment [Keputusan Menakertrans No. Kep.235/Men/2003, Pasal 2, 3 Dan Lampiran].